Lift Penumpang Jatuh - Tinjauan Keselamatan

yusuf-arnold.blogspot.co.id
Menyimak pemberitaan di media jatuhnya Lift penumpang dan 2 pekerja fatality didalam Lift diperkantoran perusahaan asing di Jakarta Selatan,  pelajaran apa yang dapat kita ambil ?  Jika kita renungkan dengan baik bahwa Keselamatan merupakan bagian sangat penting dalam menjalankan semua rutinitas kita sehari-hari, tidak ada yang mengira Lift Penumpang yang digunakan sebagai alat transportasi memindahkan pekerja dari satu lantai kelantai lainnya jatuh dari lantai 7 dan berhenti di lantai 3, sebagaimana diberitakan Jawa Pos 11 Desember 2015, Lift tersebut telah dilakukan pemeliharaan berkala seminggu yang lalu dan tidak terdeteksi tanda-tanda Lift akan jatuh

Tentunya keluarga korban meninggal sangat bersedih atas kejadian ini, tidak pernah terbayang karena peristiwa ini akan memisahkan anggota keluarga mereka untuk selama-lamanya, bukankah tujuan kita
berangkat bekerja dan selesai pekerjaan pulang kerumah untuk berkumpul dengan keluarga terutama istri dan anak-anak dengan bahagia tanpa kekurangan sedikit pun?

Sering kita lupa bahwa di sekeliling kita memungkinkan ada bahaya dan sewaktu-waktu akan penyebab celaka, sangatlah tindakan  cerdas bila dilakukan identifikasi bahaya selalu dilakukan sebagaimana digambarkan dalam herarki keselamatan seperti menghilangkan bahaya, langkah ini dapat menghilangkan resiko dan bahaya,  namun bila tidak bisa lakukan, dapat mengganti (subsitusi) bahaya tersebut, hal ini dapat mengurangi resiko dan bahaya,  bila kondisi ini belum juga dapat menurunkan resiko maka dapat dilakukan rekayasa dan kontrol dengan cara ini dapat menurunkan resiko namun bahaya tetap ada, langkah terakhir dengan penggunaan alat pelindung diri dalam hal ini resiko menurun namun tidak signifikan tetapi bahaya tetap ada tidak mengalami perubahan.

Bila hal ini dilakukan pada Lift penumpang bahaya dapat dihilang dengan menyetop operasinya dan dilakukan perbaikkan sampai selesai dan dinyatakan dapat beroperasi dengan aman, sebagaimana diketahui jatuhnya Lift Penumpang disebabkan lepasnya wire rope yang digunakan.

Sejatinya deteksi dini dapat dilakukan melalui pemeriksaan dan pemeliharaan berkala dilakukan oleh Mekanik atau Inspektor bertugas setiap bulannya, pemeriksaan rutin seperti ini dapat mengalami penurunan  kualitas bila tidak di kontrol secara sistematis dan baik, dikarenakan hasil pemeriksaan dan pemeliharaan bersifat rutin memungkinkan menjadi suatu kebiasaan negatif seperti menggampangkan sehingga menyebabkan kelalaian.

Kondisi ini merupakan awal proses penurunannya bila dibiarkan akan berlangsung secara masif dan diakhiri dengan terjadinya kecelakaan, setelah itu akan dilakukan kajian ulang secara total dan fokus kemudian ditemukan kajian baru  untuk mencegah agar kejadian tidak terulang, fenomena ini sering terjadi, apakah kita sadari ?.

Salah satu upaya dapat diambil, sebagaimana digambarkan pada hirarki keselamatan untuk peristiwa jatuhnya Lift penumpang dapat melakukan engineering dan kontrol dimana pemeriksaan secara berkala dilakukan secara baik dan benar. Mengambil salah satu komponen kritis dari Lift Penumpang seperti wire rope, Lift akan jatuh bila wire rope mengalami putus atau lepas dari wedge socket  namun analisa terus dikembangkan untuk menemukan penyebab dan pemicunya.

Sebagaimana di jelaskan ASME A17.2 ; 2.27.1, bahwa kreteria pemeriksaan wire rope yang telah dipasang bila,
1. Wire rope yang melewati sheave harus diteliti secara detail  mulai posisi kabin  dilantai paling atas turun sampai kabin menyentuh landasan, dengan cara memposisikan ke arah turun dan hentikan Lift setiap jarak 610 mm kemudian lakukan pemeriksaan, selanjutnya turunkan kembali dan pada jarak yang sama lalu hentikan Lift dan lakukan kembali pemeriksaan, sampai kabin menyentuh landasan,

2. Catat bila ada indikasi kawat mulai rusak, lakukan pemeriksaan dengan menentukan interval peningkatan pada jumlah kawat mulai mengalami kerusakan, umumnya kawat tersebut akan merambat dan terus meningkat sepanjang strand wire rope. Untuk mengetahui tingkat kerusakan  kawat dalam strand atau satu untaian dimana satu untaian adalah 6.5 kali diameter wire rope untuk wire rope yang berdiameter 83 mm, 13 mm dan 103 mm, 16 mm. Sedangkan minimum diameter yang boleh digunakan pada Lift Penumpang adalah : 9.5 mm.

3. Bila Lift Penumpang menggunakan wire rope jenis Preformed maka dibutuhkan pemeriksaan dan perawatan lebih sering karena indikasi kawat putus yang menonjol dipermukaan kemungkinan tidak terlihat.

Sejatinya pemeriksaan kerusakan pada wire rope  harusnya menggunakan alat deteksi electro-magnetic atau wire rope tester sehingga kerusakan karena kawat putus dapat ditentukan lokasinya kemudian strand dibuka namun tidak merusak kawat sehingga  kawat putus dapat di visual dan  diketahui jumlahnya.

Umumnya Inspektor menggunakan alat ini untuk mengetahui kerusakan kawat  yang terjadi diluar dan didalam seperti putus kawat pada Inti wire rope, hal ini penting untuk mengetahui secara pasti berapa jumlah kawat putus, sebagai salah kreteria penggantian wire rope yang sedang digunakan sesuai dengan rekomendasi Inspektor.

Selain itu pemeriksaan  wedge socket pada ujung wire rope tidak kalah pentingnya, bila ditemukan diameter wire rope lebih kecil dari lubang  wedge socket atau sebaliknya lubang wedge socket lebih besar dari pada diameter wire rope  bila kondisi ini dibiarkan  wire rope akan terlepas.

Tantangan berikutnya dalam hal pemasangan dimana memiliki kesulitan tersendiri, seperti penanganan wire rope umumnya  tidak mudah ditekuk dan membutuhkan pembebanan untuk memastikan wire rope benar-benar terpasang sehingga mengikat kuat pada wedge socket, ditambah lagi tempat pemasangan  sangat terbatas dan sulit, sehingga dibutuhkan keahlian khusus dan pengalaman yang memadai.

Setelah wire rope terpasang dan memiliki  ujung yang keluar dari wedge socket, panjangnya lebih dari 15 kali diameter wire rope dimana setiap 4 kali diameter wire rope dipasang clip pertama dan dilanjutkan pemasangan clip kedua pada jarak 8 kali diameter wire rope, clip ketiga pada jarak 12 kali diameter wire rope dan seterusnya. Setiap clips ini diikatkan pada wire rope sebelum masuk ke wedge socket, hal ini dilakukan supaya socket yang berada didalam tidak bergerak dan mencegah wire rope melorot. Pastikan pemasangan ini benar dan tidak merusak wire rope (Sumber : ASME A17.1; 2.20.9.5.4)

Sistem kerja Lift penumpang merupakan paduan keseimbangan antara berat kabin dan counterweights, keduanya digantung oleh wire rope yang dipasang melewati sheave yang diputar oleh electric - motor,  untuk mengoperasikannya dengan cara mengaktifkan motor, dimana sheave akan berputar sesuai arah kerja Lift, menurunkan atau menaikkan kabin penumpang, semua perintah di kontrol yang terdapat dalam kabin Lift,  dengan menggunakan Instrumen Lift dapat berhenti sesuai dengan lantai yang diinginkan penumpang, semua perangkat  panel dan motor ini terpasang di Motor Room, biasanya diletak di lantai paling atas.

Pemahaman akan pentingnya pemeriksaan secara berkala termasuk harian, mingguan dan bulanan merupakan pintu gerbang untuk membuka dan mengetahui kehandalan peralatan yang kita gunakan setiap hari, selain itu kita dapat menangkap fenomena terjadi sekarang dan akan datang sehingga kita dapat mengambil langkah penting sebagai upaya perbaikan untuk menghindari terjadinya hampir celaka dan menghilangkan kecelakaan.

Setiap peristiwa yang telah terjadi akan menjadikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua dimanapun kita berada, karena kejadian ditempat lain tidak menutup kemungkinan akan terjadi di tempat kita bekerja, sehingga patutlah kita untuk menilai kembali kehandalan peralatan bahkan sistem yang telah kita bangun untuk menciptakan lingkungan kerja aman, lebih dalam lagi menilai perilaku kita sendiri, bisa jadi diri kita merupakan pemicu tindakan tidak aman.