Pengalaman Inspeksi Boiler - Pesawat Uap


arnold yusuf 5
Waste Heat Boiler
yusuf-arnold.blogspot.com
Setiap akan berangkat inspeksi dari Bandara Juanda menggunakan penerbangan pertama, saya selalu tidur tidak nyenyak dan perasaan khawatir bila bangun tidur kesiangan. Tapi kali ini persiapan berangkat tidak ada kendala. Sebelum fajar, taksi yang akan mengantar ke Bandara Juanda di Sidoarjo sudah siap di depan rumah. Dan sesampai di bandara ternyata teman yang akan mendampingi selama melaksanakan pekerjaan sudah tiba lebih dulu satu jam sebelum waktu boarding. Kami check-in bersama kemudian menuju ruang tunggu keberangkatan. Senang, karena penerbangan tepat waktu padahal seminggu yang lalu penerbangan ini carut marut akibat delay menakutkan.

Satu jam tiga puluh menit kami tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan. Setelah peralatan inspeksi kami terima dari bagasi selanjutnya kami menghubungi travel yang akan mengantar kami ke kota Bontang kira-kira 5-6 jam perjalanan. Kami menggunakan jasa travel yang ada di bandara dan dikelola secara mandiri oleh makelar jasa travel. Sudah menjadi hal yang umum, bahwa soal tarif terus menjadi perdebatan antara sopir mobil travel dengan makelar. Ujung-ujungnya penumpang seperti kami yang menjadi korban. Umumnya jasa travel akan mengantar sampai depan pintu tujuan, namun kali ini kami diantar dan harus turun di terminal kota Bontang, dengan alasan sang sopir bahwa tarif yang diterimanya dari makelar di bandara jauh di bawah normal, hanya 30-40 persen. Ya sudahlah.

Dari terminal kami dijemput oleh ibu kost tempat kami akan menginap selama di Bontang. Kami pilih penginapan ini sebagai alternatif karena dengan membandingkan bila kami menginap di hotel seperti harga per malam, fasilitas dan kemudahan lainnya, maka kami dapat menghemat sampai 70 persen.  Setelah itu kami berkoordinasi dengan persewaan mobil sebagai alat transportasi dari tempat menginap ke pabrik. 

Keesokan pagi, kami mulai mengurus dokumen dan ujian keselamatan mengemudi sebagai Pass keluar-masuk pabrik. Dan semuanya clear, selesai di hari kedua. Setelah itu kami mendapatkan ijin dengan mengendarai mobil masuk ke pabrik untuk memulai tahapan pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi Boiler.
 
Di pabrik kami bertemu dan meeting dengan bagian K3L, sebagai penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan ini. Adapun agenda meeting meliputi kesiapan dokumen terakhir -hasil perawatan, perbaikan, pengesahaan pemakaian serta hasil inspeksi- dan tahapan pelaksanaan pekerjaan inspeksi yang akan dilakukan.

Dari hasil meeting diketahui bahwa Boiler dalam kondisi sedang dioperasikan dan tidak dapat di matikan (off) karena pabrik sedang berproduksi. Saat ini perusahaan tersebut sedang mengejar target produksi setelah dua tahun standby karena tidak dapat pasokan gas yang cukup.

Kondisi ini kami laporkan ke pengawas ketenagakerjaan Kabupaten Bontang, dimana satu minggu sebelum kami tiba di Bontang, PJK3 telah mengirim surat berkoordinasi tentang pekerjaan sertifikasi Boiler ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bontang. Dari hasil technical meeting dengan Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis Pesawat Uap Kabupaten Bontang, diberi arahan untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi review semua dokumen perawatan dan perbaikan boiler selama standby.

Nah sekarang ceritanya mengenai teknik inspeksi. Dari dokumen kami mendapatkan informasi bahwa boiler tersebut ternyata sebelum dioperasikan telah dilakukan hydrostatic test sampai tekanan maksimum dengan holding time 30 menit sedangkan waste heat boiler (WHB) dilakukan positive pressure dengan media nitrogen selama standby dengan hasil grafik tidak mengalami kebocoran. Hal ini digunakan untuk menghindari perubahan konstruksi pada WHB dan siap sewaktu-waktu untuk dioperasikan. Hasil pengujian tersebut menyebutkan bahwa boiler dalam kondisi aman untuk dioperasikan.


Selain itu kami sebagai inspektor juga melakukan pemeriksaan visual dan fungsi indikator juga memberikan hasil baik. Dari hasil hydrostatic test dan hasil pemeriksaan visual serta fungsi indikator oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis Pesawat Uap (boiler) memberikan waktu pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian boiler harus dilakukan selambat-lambatnya tiga bulan ke depan.

Namun secara umum pelaksanaan inspeksi dan pengujian boiler direncanakan oleh Ahli K3 bidang pesawat uap dan bejana tekan dari PJK3 yang telah mendapat surat perintah kerja (SPK) dari perusahaan pemilik boiler. Ahli K3 tersebut harus memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengalaman yang sangat cermat tentang konstruksi, pemeliharaan atau perbaikan serta pengoperasian semua jenis boiler, tanpa mempertimbangkan besaran kapasitas dan layanannya. Seperti boiler dengan bahan bakar batu bara atau gas yang digunakan untuk pembangkit listrik atau pabrik produksi. Selain itu Ahli K3 tersebut juga harus memiliki penunjukkan dari Menteri Tenaga Kerja RI.

Perencanaan yang dimaksud meliputi berkoordinasi dengan pengawas keselamatan dan kesehatan ketenagakerjaan di kabupaten/kota. Selanjutnya mereview dokumen perawatan, perbaikan dan penggantian komponen yang pernah dilakukan. Dari hasil review dokumen akan didapat informasi tentang apakah perbaikan atau perawatan yang dilakukan telah sesuai dengan standard perawatan yang berlaku atau sesuai dengan pabrik pembuat.

Pemeriksaan dan pengujian safety valve dilakukan secara terpisah menggunakan alat uji khusus dengan menggunakan media nitrogen, dengan cara mengukur tekanan bocor (leak press), tekanan poping dan tekanan menutup (back press). Namun pengujian dapat juga dilakukan dengan cara diuji dengan medianya sendiri, yaitu dengan menaikkan tekanan operasi boiler sampai tekanan yang diijinkan. Cara ini dilakukan setelah pemeriksaan dan pengujian hydrostatic test dilakukan dan boiler kembali start up.

Selain itu untuk pengujian pemilik boiler dapat juga menggunakan jasa pabrik pembuat safety valve. Sehingga apabila ditemukan kerusakan pada saat pengujian dapat diganti dengan safety valve cadangan dan bila safety valve mengalami kerusakan dapat langsung diperbaiki. Setting Press safety valve sama dengan tekanan maksimum yang diijinkan pada boiler, dan selisih setting press safety valve kedua tidak lebih dari 3 persen.

Pemeriksaan visual dilakukan pada steam drum pada bagian dalam. Pengamatan dilakukan pada dinding bagian dalam, seperti separator support steam trap, blow down pipe, separator inter support clamp, dry box, wire mesh. Pada komponen yang terdapat dalam steam drum seperti sambungan pengelasan dapat dilakukan pengujian tidak merusak dengan metode ultrasonic exam untuk mengetahui cacat pada bagian dalam, dan metode magnetic particle exam untuk mengetahui cacat di permukaan dan di bawah permukaan. 

Penthouse area, pemeriksaan visual dilakukan untuk memastikan tidak terdapat deformasi atau kerusakan komponen boiler seperti Stud bar (hunger) pada pipa superheater spray header, pipa superheater header, upper front sidewall header. Pengujian tidak merusak (NDE) dilakukan pada sambungan pengelasan  Upper front sidewall header.

Pemeriksaan visual dilakukan pada superheater primary dan secondary tube. Selain itu juga dilakukan pengukuran wall thickness untuk mengetahui perubahan ketebalan pada dinding tube. Yang paling sering terjadi adalah kerusakan pada komponen clamb primary tube disebabkan pengaruh panas. Hal ini membutuhkan perbaikan secara prediktif, dari superheater tube dalam dilihat fungsi dari blower, apabila terjadi banyak kerak di permukaan superheater tube maka dapat dipastikan shoot blower tidak berfungsi dengan baik dan membutuhkan perbaikan.

Air heater  berfungsi membuang udara panas sisi pemanasan yang yang diproduksi oleh economizer. Kerusakan pada tube sangat mungkin terjadi, karena korosi dan fly ash yang berlebihan dapat menutup sebagian tube. Umumnya tube yang mengalami kerusakan akan dilakukan diganti secara bertahap dengan jumlah yang telah ditentukan.

Economizer merupakan bagian boiler sebagai pemanas untuk air pengumpan sehingga pada saat air tersebut masuk ke steam drum telah mengalami panas yang diijinkan untuk mendapatkan uap. Kebocoran pada tube sering kali terjadi pada bagian U-bow.  Hal ini dikarenakan laju aliran air panas menyebabkan turbulence, ditambah lagi pada bagian ini terdapat sambungan las, sehingga berpotensi bocor. Pada saat perbaikan atau pergantian tube yang disertai dengan pengelasan, diharuskan untuk dilakukan pemeriksaan tidak merusak dan hydrostatic test untuk menguji dan memastikan bahwa hasil proses perbaikan dapat berfungsi handal pada saat boiler dioperasikan.

Bottom Ash merupakan ruang bakar yang dalamnya terdapat furnice  sebagai  tungku api. Di bagian ini, temuan umumnya adalah sisa pembakaran, seperti jelaga yang menumpuk di tepi furnice dalam jangka waktu tertentu akan mempengaruhi permukaan furnice sehingga spray api tidak merata. Untuk menjaga agar api yang dihasilkan oleh furnice tetap terjaga, maka pelindung semen tahan api dibuat sama permukaanya dengan tube.