Pernahkah kita mengalami pada saat akan menggunakan rigging gear kelihatan berkarat, tertekuk bahkan ditumbuhi jamur? sehingga mengalami pelapukan padahal tidak lebih dari dua atau tiga kali pemakaian bahkan tidak pernah digunakan. Selain itu kita tidak dapat melakukan pengangkatan karena rigging gear yang dibutuhkan tidak tersedia?
Dan kondisi itu sangat berbahaya pada saat mengalami kegagalan pengangkatan disebabkan oleh kerusakan pada rigging gear, hal itu semua akan membuat pekerjaan kita terhambat. Manajemen rigging loft bertujuan untuk memberikan pengaturan dan layanan terhadap kegiatan operasi pengangkatan berupa pemeliharaan yang baik untuk menjamin ketersedian dan keamanan penggunaan rigging gear secara efektif dan efesien
Karakteristik
Setiap rigging gear mempunyai karakteristik masing-masing, ditentukan
oleh sifat bahan dan proses pembentukannya. Sehingga pemeliharaan dan
penyimpananannya dibutuhkan perlakukan yang berbeda-beda.
Adapun karakteristik rigging gear berdasarkan bahan dan proses pembentukan meliputi :
1) Bahan logam dengan drop forging proses, seperti shackle, hook, master link, regular swivel,eye bolt dan turnbuckle.
Rigging gear ini tahan terdahap paparan panas, sinar matahari dan hujan, kuat terhadap benturan, indikasi kerusakan mudah ditemukan, tahan terhadap korosi, mudah dirawat karena tidak membutuhkan perlakuan khusus dan mempunyai keuletan permanen yang tinggi sehingga ketidakmampuan saat menahan beban dapat diketahui,
2) Bahan logam dengan wire drawing proses seperti wire rope, jenis ini mudah korosi, tertekuk, terkikis dan perawatannya lebih khusus karena selalu diberi pelumas bila kering, terdegradasi bila terpapar panas dan sinar matahari secara terus menurus, merusakan bagian dalam dan inti sulit dideteksi.
3) Bahan polyester, polyamide (nilon) dan polypropylene seperti web sling, lacing, full body harness. Polyester tahan terhadap asam berkekuatan sedang tapi rusak oleh alkali, polyamid (nilon) hampir kebal terhadap alkalis tetapi rusak oleh asam dan polypropylene yang sedikit tahan oleh asam atau alkali tetapi rusak oleh cairan pelarut (solvents) yang sama seperti trichloroethylene, carbon tetrachloride, thinner dan cat dan sejenisnya.
Untuk membedakan bahan webbing tersebut umumnya pabrik pembuat memberikan kode warna pada lebel identifikasi, seperti polyester warna biru, polyamide (nilon) warna hijau dan polypropylene warna coklat. Jenis polyester, polyamide dan polypropylene juga mudah sobek, jahitan putus dan sangat mudah terdegradasi oleh paparan sinar matahari dan hujan, sulit mendeteksi bila mengalami pelapukan.
4) Bahan logam lainnya seperti chain hoist, lever hoist, beam clamp merupakan alat angkat portable dikatagorikan sebagai rigging gear, sehingga membutuhkan pemeliharaan rutin seperti pelumasan, dan kerusakan pada umumnya disebabkan oleh korosi, identifikasi mudah hilang, safety latch dan lock pengatur arah hoist pada lever hoist serta pengereman tidak berfungsi.
Adapun karakteristik rigging gear berdasarkan bahan dan proses pembentukan meliputi :
1) Bahan logam dengan drop forging proses, seperti shackle, hook, master link, regular swivel,eye bolt dan turnbuckle.
Rigging gear ini tahan terdahap paparan panas, sinar matahari dan hujan, kuat terhadap benturan, indikasi kerusakan mudah ditemukan, tahan terhadap korosi, mudah dirawat karena tidak membutuhkan perlakuan khusus dan mempunyai keuletan permanen yang tinggi sehingga ketidakmampuan saat menahan beban dapat diketahui,
2) Bahan logam dengan wire drawing proses seperti wire rope, jenis ini mudah korosi, tertekuk, terkikis dan perawatannya lebih khusus karena selalu diberi pelumas bila kering, terdegradasi bila terpapar panas dan sinar matahari secara terus menurus, merusakan bagian dalam dan inti sulit dideteksi.
3) Bahan polyester, polyamide (nilon) dan polypropylene seperti web sling, lacing, full body harness. Polyester tahan terhadap asam berkekuatan sedang tapi rusak oleh alkali, polyamid (nilon) hampir kebal terhadap alkalis tetapi rusak oleh asam dan polypropylene yang sedikit tahan oleh asam atau alkali tetapi rusak oleh cairan pelarut (solvents) yang sama seperti trichloroethylene, carbon tetrachloride, thinner dan cat dan sejenisnya.
Untuk membedakan bahan webbing tersebut umumnya pabrik pembuat memberikan kode warna pada lebel identifikasi, seperti polyester warna biru, polyamide (nilon) warna hijau dan polypropylene warna coklat. Jenis polyester, polyamide dan polypropylene juga mudah sobek, jahitan putus dan sangat mudah terdegradasi oleh paparan sinar matahari dan hujan, sulit mendeteksi bila mengalami pelapukan.
4) Bahan logam lainnya seperti chain hoist, lever hoist, beam clamp merupakan alat angkat portable dikatagorikan sebagai rigging gear, sehingga membutuhkan pemeliharaan rutin seperti pelumasan, dan kerusakan pada umumnya disebabkan oleh korosi, identifikasi mudah hilang, safety latch dan lock pengatur arah hoist pada lever hoist serta pengereman tidak berfungsi.
Inspeksi
Inspeksi rigging gear dilakukan pada saat mengeluarkan untuk
digunakan dan menerima kembali setelah digunakan. Tujuan inspeksi adalah untuk mengetahui dan
memastikan kondisi rigging gear yang akan dan sesudah digunakan, bila kondisi layak digunakan maka dapat ditempatkan di rigging loft untuk digunakan kembali jika ada permintaan, namun bila kondisi tidak layak maka segera pisahkan sehingga tidak digunakan lagi.
Secara umum inspeksi ditujukan pada bagian permukaan yang terkontak langsung dengan rigging gear lainya pada saat digunakan dan lengkungan yang berpotensi deformasi. Adapun inspeksi pada shackle, masterlink, turnbackle, regular swivel, eye bolt, chain sling dan hook meliputi : keausan permukaan, kelurusan bow, korosi parah sehingga mengalami perubahan dimensi lebih dari 10%, terindikasi terkena panas pengelasan (weld spatter), melepuh, pin tidak dapat terpasang sempurna atau hilang, identifikasi seperti WLL, batas sudut pengangkatan tidak terbaca, di modifikasi.
Selanjutnya inspeksi wire rope sling, meliputi : korosi pada bagian dalam dan inti, kawat putus sampai menyentuh inti dan lima kawat putus dalam satu untaian strand, mengalami keausan sampai sepertiga permukaan kawat, identifikasi seperti WLL tidak terbaca.
Inspeksi web sling ditujukan pada jahitan putus, sobek pada body, rusak oleh asam, alkali, atau cairan pelarut, permukaan terburai, identifikasi seperti WLL tidak terbaca atau hilang. Untuk WLL pada web sling dapat dibedakan dengan warna seperti satu ton = ungu, dua ton = hijau, tiga ton = kuning, empat ton = abu-abu, lima ton = merah, delapan ton = biru dan sepuluh ton = orange.
Untuk inspeksi chain hoist ditekankan pada perubahan pada chain, fungsi safety latch, identifikasi SWL, dan fungsi hoisting dapat ditanyakan kepada pemakai pada saat pengembalian atau melakukannya sendiri untuk memastikan sistem pengereman dan lock (pada: lever hoist) masih berfungsi.
Setiap rigging gear yang dinyatakan rusak atau tidak layak pakai harus diberi tanda “TIDAK BOLEH DIGUNAKAN” dan kode warna, namun untuk jenis sling berbahan webbing dan wire rope harus dipotong pada mata sling.
Tata Letak dan Penyimpanan
Secara umum inspeksi ditujukan pada bagian permukaan yang terkontak langsung dengan rigging gear lainya pada saat digunakan dan lengkungan yang berpotensi deformasi. Adapun inspeksi pada shackle, masterlink, turnbackle, regular swivel, eye bolt, chain sling dan hook meliputi : keausan permukaan, kelurusan bow, korosi parah sehingga mengalami perubahan dimensi lebih dari 10%, terindikasi terkena panas pengelasan (weld spatter), melepuh, pin tidak dapat terpasang sempurna atau hilang, identifikasi seperti WLL, batas sudut pengangkatan tidak terbaca, di modifikasi.
Selanjutnya inspeksi wire rope sling, meliputi : korosi pada bagian dalam dan inti, kawat putus sampai menyentuh inti dan lima kawat putus dalam satu untaian strand, mengalami keausan sampai sepertiga permukaan kawat, identifikasi seperti WLL tidak terbaca.
Inspeksi web sling ditujukan pada jahitan putus, sobek pada body, rusak oleh asam, alkali, atau cairan pelarut, permukaan terburai, identifikasi seperti WLL tidak terbaca atau hilang. Untuk WLL pada web sling dapat dibedakan dengan warna seperti satu ton = ungu, dua ton = hijau, tiga ton = kuning, empat ton = abu-abu, lima ton = merah, delapan ton = biru dan sepuluh ton = orange.
Untuk inspeksi chain hoist ditekankan pada perubahan pada chain, fungsi safety latch, identifikasi SWL, dan fungsi hoisting dapat ditanyakan kepada pemakai pada saat pengembalian atau melakukannya sendiri untuk memastikan sistem pengereman dan lock (pada: lever hoist) masih berfungsi.
Setiap rigging gear yang dinyatakan rusak atau tidak layak pakai harus diberi tanda “TIDAK BOLEH DIGUNAKAN” dan kode warna, namun untuk jenis sling berbahan webbing dan wire rope harus dipotong pada mata sling.
Tata Letak dan Penyimpanan
Ruangan harus mempunyai sikulasi udara untuk menghindari panas berlebih 800C dalam ruang, terkunci sehingga tidak dapat dimasuki orang umum, selain itu ruangan tidak basah atau lembab, tidak membuat rusak, kontaminasi sling dan rigging gear lainnya tidak terjadi, dapat dibersihkan dengan air dan dapat kering secara alami, bila dengan gantung pasak atau penyangga pastikan tidak membuat korosi.
Tata letak rigging gear dalam rigging loft harus pemperhatikan karakteristik rigging gear sehingga mudah untuk mengontrol dan dijangkau pada saat akan digunakan. Umumnya rigging gear dikelompok dalam kolom atau baris yang mempunyai karakteristik sama, seperti shackle, master link, hook, eye bolt, regular swivel, dan sejenisnya kolompok ini dapat disandingkan dengan webb sling, sedangkan wire rope sling, chain sling disandingkan dengan chain hoist atau lever hoist.
Penyimpanan rigging gear bisa dilakukan dengan cara digantung pasak seperti shackle, master link, eye bolt, regular swivel dan sejenisnya, setiap gantungan pasak digunakan berdasarkan WLL dan meletakkan WLL kecil pada baris teratas sampai yang terbesar di baris paling bawah sehingga mudah menelusuri persediannya, demikian juga web sling harus digantung secara vertical berdasarkan warna web sling.
Sedangkan wire rope sling harus digantung secara horizontal untuk menghemat tempat, setiap baris disesuikan dengan WLL dimulai baris teratas WLL paling kecil sampai baris paling bawah dengan WLL paling besar demikian juga chain hoist, lever hoist dan beam clamp umumnya menggunakan pipa dipasang secara memanjang dan chain hoist atau lever hoist digantung. Untuk memudahkan disaat menggantung, pastikan pipa penyangga lebih kecil dari bukaan mulut hook atas dan tidak merusak safety latch.
Rigging Loft merupakan bagian penting operasi pengangkatan untuk kelancaran dan kemudahan dalam mengakses peralatan rigging gear, maka rigging loft sebaiknya ditempatkan tidak jauh dari lokasi pekerjaan atau dapat dijangkau dengan alat transportasi, selain itu diberi tanda tulisan “RIGGING LOFT” di pintu masuk.
Pemeliharaan
Setiap rigging gear harus
dipelihara sesuai dengan karakteristiknya sehingga penggunaannya lebih lama dan
menguntungkan. Adapun pemeliharaan rigging gear umumnya adalah menjaganya dalam keadaan
bersih dan bebas dari kotoran (grit), sedangkan serta selalu dilakukan pelumasan terutama yang memiliki komponen
berputar dan wire rope selanjutnya tanda inspeksi (color code) selalu terlihat dan sesuai dengan periode penggunaannya.
Dengan menggunakan rigging gear sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya termasuk pemeliharaan. Tidak menyeret rigging gear di permukaan lantai, memasang pin pada shackle secara sempurna dan mengembalikan dengan segera dan menyimpannya pada rigging loft setelah digunakan sangat menunjang pemeliharaan.
Demikian juga memisahkan rigging gear yang telah rusak atau tidak layak digunakan kemudian dikarantina ditempat yang khusus dan beri tanda tulisan “Karantina Rigging Gear”
Dengan menggunakan rigging gear sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya termasuk pemeliharaan. Tidak menyeret rigging gear di permukaan lantai, memasang pin pada shackle secara sempurna dan mengembalikan dengan segera dan menyimpannya pada rigging loft setelah digunakan sangat menunjang pemeliharaan.
Demikian juga memisahkan rigging gear yang telah rusak atau tidak layak digunakan kemudian dikarantina ditempat yang khusus dan beri tanda tulisan “Karantina Rigging Gear”
Pengendalian
Sistem pengendalian merupakan serangkaian kebijakan dan monitoring tingkat ketersediaan akibat
penggunaan peralatan rigging gear mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan untuk mendukung operasi pengangkatan.
Setelah rigging gear tersedia dalam rigging loft, pada tahapan perencanaan semua jenis dan jumlah harus tercatat dalam master inventori yang tersedia di rigging loft. Selanjutnya tentukan personil yang diijinkan untuk mengeluarkan dan memasukkan rigging gear ke dalam rigging loft seperti rigger, pengawas lapangan dan inspektor.
Setiap rigging gear masuk dan keluar harus dicatat dalam buku yang telah disediakan dengan menulis tanggal, jenis, nomer seri, lokasi tujuan penggunaan, tanda tangan pengeluaran. Saat selesai menggunakan dan mengembalikannya cukup tanda tangan pada kolom pengembalian.
Ada kalanya Rigging gear tidak kembali karena digunakan dalam jangka waktu lama misalnya sebagai pengikat komponen lain di lokasi kerja maka rigger gear tersebut harus tetap tercatat posisi keluar dan bila suatu saat kembali jangka waktu lama misal 6-12 bulan ke rigging loft, maka tanda tangan pada kolom kembali.
Umumnya untuk pengelolaan Rigging Loft ditunjuk seorang personil khusus sebagai petugas untuk mencatat dan melaporkan penggunaan Rigging gear.
Setelah rigging gear tersedia dalam rigging loft, pada tahapan perencanaan semua jenis dan jumlah harus tercatat dalam master inventori yang tersedia di rigging loft. Selanjutnya tentukan personil yang diijinkan untuk mengeluarkan dan memasukkan rigging gear ke dalam rigging loft seperti rigger, pengawas lapangan dan inspektor.
Setiap rigging gear masuk dan keluar harus dicatat dalam buku yang telah disediakan dengan menulis tanggal, jenis, nomer seri, lokasi tujuan penggunaan, tanda tangan pengeluaran. Saat selesai menggunakan dan mengembalikannya cukup tanda tangan pada kolom pengembalian.
Ada kalanya Rigging gear tidak kembali karena digunakan dalam jangka waktu lama misalnya sebagai pengikat komponen lain di lokasi kerja maka rigger gear tersebut harus tetap tercatat posisi keluar dan bila suatu saat kembali jangka waktu lama misal 6-12 bulan ke rigging loft, maka tanda tangan pada kolom kembali.
Umumnya untuk pengelolaan Rigging Loft ditunjuk seorang personil khusus sebagai petugas untuk mencatat dan melaporkan penggunaan Rigging gear.
Audit
Audit rigging gear dilakukan dengan dua aspek yaitu 1). Dokumen,
meliputi pemeriksaan sertifikat dari
pabrik pembuat dan inspeksi serta color coding setiap enam bulan secara berkala, umumnya perusahaan menyerahkan pekerjaan ini kepada Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik. 2)
Implementasi prosedur, hal ini untuk melihat apakah pelaksanaan telah sesuai dengan yang
tertulis dalam Standard Operating Prosedure
(SOP).
Audit dilakukan setiap bulan oleh seorang telah ditunjuk yang telah memiliki kompetensi yang memadai tentang pengelolaan dan penggunaan rigging gear. Selain itu dari hasil audit dapat juga diketahui persediaan rigging gear di Master Inventory.
Penggunaannya dapat dilihat dari keluar-masuknya penggunaan Rigging gear, dengan cara ditelusuri dari catatan yang dilakukan, sehingga dapat ditentukan jenis rigging gear yang sering digunakan dan memesan kembali rigging gear yang dinyatakan tidak layak serta seberapa besar jumlah yang dibutuhkan.
Selanjutnya bila hasil audit ditemukan ketidaksesuaian implementasi SOP maka akan direkomendasikan langkah-langkah perbaikan.
Audit dilakukan setiap bulan oleh seorang telah ditunjuk yang telah memiliki kompetensi yang memadai tentang pengelolaan dan penggunaan rigging gear. Selain itu dari hasil audit dapat juga diketahui persediaan rigging gear di Master Inventory.
Penggunaannya dapat dilihat dari keluar-masuknya penggunaan Rigging gear, dengan cara ditelusuri dari catatan yang dilakukan, sehingga dapat ditentukan jenis rigging gear yang sering digunakan dan memesan kembali rigging gear yang dinyatakan tidak layak serta seberapa besar jumlah yang dibutuhkan.
Selanjutnya bila hasil audit ditemukan ketidaksesuaian implementasi SOP maka akan direkomendasikan langkah-langkah perbaikan.
Dokumentasi
Setiap rigging gear mempunyai dokumen masing-masing seperti,
sertifikat pabrik pembuat, hasil inspeksi berkala dan rekomendasi hasil audit,
kemudian disimpan dalam satu folder. Artinya setiap rigging gear mempunyai satu
folder dan disimpan oleh penanggungjawab di kantor sehingga mudah diakses dan
ditelusuri jika dokumen tersebut dibutuhkan.
Dengan melakukan pemeliharaan dan penggunaan peralatan sesuai dengan fungsinya akan memberikan keuntungan bagi kita semua.
Dengan melakukan pemeliharaan dan penggunaan peralatan sesuai dengan fungsinya akan memberikan keuntungan bagi kita semua.
(semoga memberikan manfaat untuk kebaikan semua_yusuf-arnold.blogspot.com)