yusuf-arnold.blogspot.com
Pengujian Pesawat Angkat adalah Pengujian yang dilakukan setelah hasil
Pemeriksaan Visual memberikan hasil bahwa kondisi komponen pesawat Angkat
aman untuk digunakan. Tujuan dari pengujian adalah memastikan dan memberikan jaminan
bahwa Pesawat Angkat handal dan aman
untuk dioperasikan dan memenuhi syarat Keselamatan Operasi.
Adapun tahapan pengujian
adalah :
|
1.
Persiapan
a.
Technical meeting
Dihadiri oleh Inspector, pengguna atau pemilik alat, Pengawas Pemerintah
untuk membahas penilaian kaji resiko, metode pengujian yang akan dilakukan,
kesiapan beban uji, peralatan yang akan digunakan, review hasil Pemeriksaan Visual
terutama hasil temuan yang sudah diperbaiki.
|
Dilakukan sebelum pelaksanaan Pengujian dan melibatkan semua personil
akan melakukan pekerjaan tersebut, seperti Inspector sebagai narasumber,
Asisten Inspector, Operator Crane, Rigger, Pengawas Pemerintah jika hadir untuk
membahas dan memberikan pemahaman pelasaksanaan Pengujian dapat pahami dan
dimengerti serta dapat dilaksanakan oleh setiap personil.
Umumnya hal yang harus di pahami dan dilaksanakan, seperti :
1. Analisa Keselamatan pekerjaan
yang akan dilakukan,
2. Tahapan pelaksanaan Pengujian Dinamis tanpa beban atau dengan beban
kurang dari 100% SWL,
3. Pelaksanaan pengujian beban lebih atau diatas 100% SWL,
4. Penentuan posisi Pesawat Angkat, antara lain :
- Panjang boom, radius kerja,
sudut boom, arah pergerakan dan hambatannya
- Posisi Lifting Gear pada saat
pengangkatan,
- Monitoring kecepatan dan arah
angin,
- Tinggi angkat beban uji,
penambahan beban uji bila diperlukan,
- Penentuan marking indikator perubahan
seperti penurunan beban uji akibat pembebanan pada setiap komponen
kritis, misalnya Silinder Lift Boom, Silinder out rigger dan hoist drum,
- Indikasi kekuatan konstruksi
dan stabilitas, daya dukung tanah,
- Berat beban yang akan
diangkat sesuai dengan tahapan pengujian,
- Lama waktu pengujian dengan
posisi di tahan.
2. Pelaksanaan Pengujian Pesawat Angkat
Pengujian Dinamis dilakukan dengan menggerakkan semua komponen pada jenis
Pesawat Angkat, antara lain :
a. Pedestal, Tower dan Mobile Crane : Swing, Hoisting, Lowering, Luffing
dan Telescopic Boom,
b. Overhead, Gantry Crane : Long Traveling, cross travelling, Hoisting
dan Lowering
Adapun pengamatan yang dilakukan pada pengujian ini dengan tujuan
mengetahui dan memastikan kinerja komponen tersebut dalam kondisi baik.
2.1 Pengujian Dinamis
a. Pengujian Dinamis
Tanpa Beban
Pesawat Angkat dioperasikan tanpa beban dengan melakukan pengamatan pada
kecepatan setiap gerakan, bunyi, kinerja Engine, sistem Hydroulic dan Electrical.
Untuk kecepatan gerakan komponen dicatat dan dilaporkan, antara lain : Hoisting
dan Lowering, Luffing dan Telescoping Boom, Selain itu dilakukan juga uji
fungsi perangkat keselamatan (safety devices) seperti anti two block,
boom stopper, overload indicator, limit switch long travel dan cross travel,
limit hoist dan lowering.
Untuk Pesawat Angkat yang ditopang oleh meja putar (turn table) diperlukan
pemeriksaan defleksi seperti Tower Crane dengan menggerakkan trolley menjauh
dari tower dan sebaliknya sedangkan mobile crane dengan cara memposisikan sudut
boom maksimum 75-80 derajat kemudian diturunkan sampai 0 derajat.
Pengukuran defleksi dilakukan minimum 4 arah yaitu depan, belakang
samping kiri dan kanan, bila hasil yang didapat menunjukkan angka paling besar
maka posisi tersebut paling sering digunakan atau pernah terjadi overload sampai
berpengaruh pada meja putar, pengukuran defleksi meja putar dengan menggunakan
dial indicator dengan magnetic base.
Pada umumnya meja putar di buat oleh pabrikan yang berbeda dengan pabrik
pembuat Pesawat Angkat sehingga standard minimum defleksi ditentukan oleh
pabrik pembuat meja putar, sehingga tidak semua pabrikan Pesawat Angkat
mencantumkan defleksi maksimum yang diijinkan. Tujuan untuk mengetahui defleksi
tersebut dikarenakan dapat mempengaruhi radius kerja, sebagaimana diketahui
makin panjang radius makin kecil beban yang diijinkan untuk untuk diangkat.
Pengaruh terbesar bila Pesawat Angkat digunakan pada saat jangkauan di diatas 60 meter.
b. Pengujian dinamis
dengan beban kurang dari 100 % SWL
Pengujian ini untuk meyakinkan kehandalan operasi Pesawat Angkat, dengan
gerakan tanpa beban, pemeriksaan ditujukan untuk memastikan kemampuan Pesawat Angkat
dapat mengangkat, memindahkan dan menurunkan beban dengan baik.
2.2
Pengujian Statik
Pengujian Statik dilakukan untuk mengetahui kekuatan konstruksi,
stabilitas dan sistem pengereman hoisting. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan
beban pada lebih dari 100 % dan tidak lebih dari 110 % SWL, beban diangkat dan
lepas dari landasan + 5-10 cm, hal ini dilakukan untuk menghindari
apabila terjadi kegagalan pengangkatan diharapkan beban uji langsung jatuh
kelandasan dengan jarak seminim mungkin untuk menghindari hentakan beban lebih
besar. kemudian beban uji digantung sampai 5-10 menit.
Selama Holding Time berlangsung dilakukan pemeriksaan pada konstruksi dan
stabilitas serta marking indikasi pada
Silinder Lift Boom, Silinder Outrigger dan Drum Hoist. Selain itu ukur tinggi
angkat beban uji. Semua Indikator tersebut dilakukan pengamantan maksimal 5
dalam rentang waktu 5 menit. Hal ini kemungkinan terjadi penurunan pada beban
uji.
Pengujian Mobile Crane mengacu pada SWL Load Chart dikalikan presentase uji, minimum
berat beban uji 60% dari SWL maksimum. Sedangkan jenis Overhead Crane dapat lakukan
pembebanan lebih dari 100%SWL dan tidak lebih dari 125 % SWL.
Sedangkan pengujian Overhead Crane ditempatkan tepat diatas coulomb
penyangga kemudian beban diposisikan ditengah girder dan beban diangkat
setinggi + 5-10 cm lepas dari landasan, pada saat proses hoisting
lakukan pengukuran ampere dan voltage pada kelistrikan.
Secara umum karena pembebanan melebihi SWL sehingga overload device
berfungsi dan menghentikan proses hoisting, disarankan untuk men-disconnect
aliran listrik ke overload device sehingga pengujian dapat mencapai beban
maksimum. Proses Hoisting adalah gerakan mengangkat beban uji dimana
beban dapat diangkat dengan kecepatan konstan dan sistem pengereman mampu
menahan beban uji dengan smooth (pelan tanpa beban kejut).
Selanjutnya ukur defleksi pada girder dan lakukan perhitungan sesuai
ketentuan pabrik pembuat, umumnya 1/800 x Span pada posisi maksimum defleksi
yaitu beban uji diposisi tengah girder. Pada overhead crane dapat dilakukan 3
kali pengujian dengan 3 titik yaitu meletakkan beban uji di 1/3 girder,
1/2 girder, 2/3 girder, untuk 1/3 girder dan 2/3 girder untuk menguji defleksi
Beam Rail Long Travel dan defleksi tidak boleh lebih dari 1/600 x Span.
Selanjutnya dilakukan Pemeriksaan Visual untuk memastikan bahwa komponen
Overhead Crane tidak mengalami perubahan sehingga aman untuk dioperasikan.
2.3
Pengujian Statik dengan beban di angker
Pengujian Statik dengan beban diangker artinya beban uji tidak diangkat
namun untuk mengetahui besaran pembebanan yang dialami oleh pesawat angkat, menggunakan Load Cell, umumnya digunakan untuk
pengujian beban karena lebih mudah dalam mengatur berat beban uji yang
diinginkan bila disesuaikan dengan SWL.
Selain itu Load Cell juga berfungsi sebagai timbangan untuk mengetahui
berat barang pada saat diangkat. Pada pengujian beban menggunakan alat ini dipasang
diantara lifting gear dengan hook untuk mengetahui berat beban yang sedang
ditanggung namun tidak termasuk beban komponen pada Pesawat Angkat itu sendiri
seperti berat Hook, Wire Rope Hoist, Boom Jib atau Trolley.
Kemudahan menggunakan alat ini, Inspektor dapat
melakukan secara bertahap beban uji yang digunakan, misalnya,
Tahap I beban uji 25 % SWL dan di
Holding Time selanjutnya beban uji di naikkan menjadi 50 % SWL dan di
Holding Time dan seterusnya sampai
maksimum beban uji 125 % SWL.
Setelah pengujian beban lebih selesai, tahapan
selanjutnya adalah Inspeksi Visual, NDT jika di butuhkan. Tahapan ini untuk memastikan proses pembebanan
yang telah dilakukan tidak merusak komponen
pada Pesawat Angkat.